KALIANDA
- Pasangan calon (Paslon) petahana Bupati Lampung Selatan nomor urut
01, Nanang Ermanto - Antoni Imam tampil sangat baik dengan menguasai
hampir seluruh materi dalam debat segmen pertama, pada Pilkada Lampung
Selatan yang digelar oleh KPU Lamsel di kawasan wisata NBR Kalianda,
Minggu (20/10/2024).
Dalam debat itu, Nanang - Antoni berhasil
menguasai berbagai isu strategis yang erat kaitannya dengan program
unggulan mereka sebagai paslon petahana. Seperti di bidang Kesehatan
dengan berobat gratis, Pendidikan dengan nol anak putus sekolah dari
tingkat desa, Program Swasembada Rumah dengan bedah rumah tidak layak
huni hingga capaian rasio tertinggi penerimaan dana perimbangan untuk
Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun anggaran 2023 hingga mencapai 18,34
persen atau Rp 347, 29 M.
"Ratio PAD terhadap dana perimbangan
tertinggi nomor 1 dari 13 Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung. Untuk itu,
terus dilakukan upaya meningkatkan penerimaan PAD atau peningkatan
kapasitas fiskal daerah dengan berkreasi dan inovasi demi kesejahteraan
masyarakat.
Yaitu antara lain, dengan melakukan pendataan ulang
wajib pajak, kebijakan regulasi dengan menerbitkan Perda Nomor 1 tahun
2024 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Kemudian untuk meningkatkan
realisasi penerimaan dengan membentuk tim penagih pajak lintas sektoral
terdiri dari Inspektorat, Pol PP dan Kejaksaan," ujar Nanang Ermanto.
Bahkan,
dari salah satu pertanyaan oleh panelis terungkap, jika Indeks Inovasi
Daerah Kabupaten Lampung Selatan sebesar 62,06 atau sangat Inovatif.
Kabupaten Lampung Selatan masuk 30 besar atau menempati peringkat ke-28
dari 415 Kabupaten/Kota se-Indonesia untuk index inovasi daerah. Dan
peringkat ke-3 untuk Provinsi Lampung.
"Raihan prestasi Index
Inovasi Daerah ini merupakan prestasi bersama seluruh jajaran pemerintah
daerah Lampung Selatan. Perlu diketahui, raihan-raihan prestasi yang
telah dicapai tersebut tidak lah mudah, mengingat di Lampung Selatan
sempat terjadinya 3 peristiwa besar pada 2018 dan 1 peristiwa bersama di
2020," terangnya.
"Yang pertama pada 2018 adalah tsunami
birokrasi tata kelola pemerintahan, yang hilang pemimpinnya (OTT KPK),
yang kedua terjadinya banjir bandang yang menyebabkan jembatan patriot
runtuh tidak dapat diakses warga menuju Pasar Inpres. Kemudian yang
ketiga, terjadinya tsunami pesisir yang melanda 3 kecamatan akibat
Gunung Anak Krakatau dan Ke-4, adanya Pandemi Covid-19 di awal 2020.
Alhamdulillah hingga kini prestasi-prestasi itu baik tingkat provinsi
maupun nasional dapat diraih dengan semangat gotong royong," imbuh
Nanang.
Kemudian jawaban lugas dan tegas oleh paslon 01, disaat
tanggapan 02 kepada 01 terkait dengan masih adanya keluhan masyarakat
yang didapatkan oleh paslon 01, terkait dengan pelayanan Kesehatan,
Pendidikan dan Administrasi Kependudukan.
Menurut paslon 02, prestasi
hendaknya dapat dirasakan oleh masyarakat. Terjadi ketidaksesuaian
antara prestasi dengan yang dirasakan masyarakat saat paslon 02
berkeliling di sejumlah desa di Lampung Selatan.
"Prestasi-prestasi
tersebut merupakan pengakuan atas kinerja kami (Pemkab Lamsel) oleh
pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat dengan metode penilaian dan
skala tolak ukur yang dilakukan secara ilmiah. Seperti mendapatkan
penghargaan insentif fiskal dari pemerintah pusat sebesar Rp18,5 M atas
prestasi kami dalam percepatan penanganan kemiskinan ekstrim dan
stunting," terang Nanang Ermanto dalam menjawab pertanyaan paslon 02.
Namun
demikian, terjadi sejumlah insiden pada segmen-segmen berikutnya,
seperti salah kutipan data angka kemiskinan di Lampung Selatan oleh
paslon 02 sebesar 12,79%, lalu angka pengangguran sebesar 6,06% dan
pertanyaan oleh paslon 02 kepada paslon 01 dengan menggunakan singkatan
dan berbahasa asing untuk pertanyaan dengan istilah IOT yang tidak
direspon oleh moderator debat, Juwendra Adriansyah.
Tidak itu
saja, paslon 02 juga dinilai kerap menjawab pertanyaan dari panelis
diluar konteks yang ditanyakan. Seperti pada pertanyaan dari panelis
pada segmen ketiga untuk pertanyaan kedua, dimana pernyataan panelis
adalah terkait dengan teori kesejahteraan sosial dan kesejahteraan
masyarakat, bagaimana paslon 02 dalam upaya peningkatan pendidikan dan
akses pendidikan yang setara untuk masyarakat?
Namun jawaban yang
diberikan paslon 02 malah bidang ketenagakerjaan, bahwa masalah
pendidikan adalah masalah ketersediaan lapangan kerja. Ketersediaan
lapangan kerja tersebut kata paslon 02, dilakukan dengan peningkatan
kualitas SDM melalui pelatihan- pelatihan. Sedangkan bagi yang berumur
dengan pendidikan paket.
Selain itu, paslon 02 juga terkadang
memberikan jawaban yang tidak relevan dan subjektif atas pertanyaan
paslon 01, yakni pertanyaan : Apa yang dilakukan oleh paslon 02 jika
terpilih sebagai bupati dan wakil bupati untuk Program Jaminan Sosial
bagi masyarakat Lampung Selatan?
Paslon 02 menjawab, bahwa
program PKH dan bedah rumah adalah program dengan anggaran pusat. Yang
dilakukan adalah dengan sinergitas dengan presiden dan wakil presiden
yang secara pribadi kenal dekat dan kerap berdiskusi. Dengan sinergitas
itu, yakni percepatan dan penambahan jumlah peserta PKH.
"Presiden
RI adalah presiden seluruh Rakyat Indonesia. Tidak ada korelasinya
sinergitas dengan kedekatan secara pribadi dengan pemerintah pusat.
Lampung Selatan merupakan bagian dari NKRI, tentunya porsi yang
diberikan oleh pemerintah pusat dilakukan dengan cara objektif dan
proporsional bukan dengan cara koneksifitas. Yang dibutuhkan dari
seorang pemimpin adalah bagaimana kemampuan untuk menggali potensi yang
ada untuk kesejahteraan masyarakat. Kinerja untuk capaian kinerja,"
timpal Nanang Ermanto dalam menanggapi jawaban paslon 01.
Di
dalam debat juga terungkap, sejumlah inovasi program mendapatkan manfaat
bagi masyarakat, seperti pemanfaatan lahan kosong Pantai Kedu dan
capaian 1 juta wisatawan yang berkunjung ke Lamsel.
Kemudian Seperti
penurunan angka stunting tertinggi diatas rata-rata angka nasional,
dimana pada 2018 angka stunting mencapai 43% hingga saat ini hanya
tinggal 9,9%.
Kemudian ada program swasembada rumah, atau rumah
layak huni, kemudian program swasembada gizi yang memberdayakan
masyarakat setempat. Kemudian ada juga swasembada sekolah dan swasembada
lingkungan. (red)