KALIANDA – Target investasi di Provinsi Lampung senilai Rp 11 triliun bukan hanya menjadi tugas Pemprov untuk memenuhinya.
Pemerintah kabupaten/kota kini mendapat pembagian tersendiri dalam mendukung terpenuhinya capaian investasi.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) Provinsi Lampung, Yudhi Alfadari mengatakan sebelumnya pemenuhan target investasi hanya dilakukan Pemprov Lampung. Namun kini juga masing-masing kabupaten/kota juga diminta memenuhi target tersebut.
"Iya sebelumnya hanya Pemprov Lampung saja. Tapi sekarang Pemda kabupaten/kota juga diminta penuhi target itu," beber Yudhi, Minggu (3/4).
Target investasi 2022 kabupaten/kota se Provinsi Lampung ialah Lampung Tengah tertinggi dengan target Rp2,85 triliun; Mesuji Rp1,79 triliun; Tanggamus Rp1,69 triliun; Bandarlampung Rp1,61 triliun; dan Lampung Selatan Rp1,56 triliun.
Kemudian Tulangbawang Barat Rp311,96 miliar; Tulangbawang Rp267,77 miliar; Waykanan Rp244,04 miliar; Pesawaran Rp238,98 miliar; Lampung Barat Rp127,17 miliar; Lampung Timur Rp122,79 miliar; Metro Rp27,79 miliar; Pringsewu Rp11,02 miliar dan Pesisir Barat Rp5,40 miliar.
Jumlah tersebut memang ditentukan langsung oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Apalagi memang dilihat beberapa tahun terakhir dalam capaian investasi yang berhasil didapat dari masing-masing daerah.
Seperti di Lampung Tengah menjadi yang tertinggi karena sejak 2019 capaian investasi cukup baik diangka Rp655,85 miliar; 2020 Rp6,3 triliun; dan 2021 Rp1,18 triliun. Begitu juga dengan kabupaten Mesuji pada 2019 mencapai Rp80 miliar; 2020 mencapai Rp3,83 triliun; dan 2021 mencapai Rp1,25 triliun. Kota Bandarlampung juga demikian, pada 2019 capaian investasi nya sebesar Rp1,72 triliun; 2020 Rp641,86 miliar dan 2021 Rp2,37 triliun.
Ada pula yang memang nilai investasi nya rendah. Seperti di Pringsewu capaian 2019 hanya Rp3,01 miliar; 2020 Rp5,44 miliar dan 2022 sebesar Rp24,71 miliar. Kemudian Pesisir Barat pada 2019 tidak tercatat mendapatkan investasi; 2020 mendapatkan Rp14,33 miliar; dan 2021 mencatat Rp1,05 miliar.
"Diharapkan Pemda kabupaten/kota bisa bersinergi bersama Pemprov Lampung dalam menargetkan pemenuhan investasi tahun ini sebesar Rp11 triliun," tandasnya.
Sementara posisi Lampung Selatan yang berada pada urutan 5 besar target capaian investasinya, memang tengah gencar menarik minat investor. Bupati Lamsel Nanang Ermanto kerap berjibaku memancing investasi masuk Lampung Selatan.
Kegigihan Politisi PDI Perjuangan Lamsel ini terlihat saat dirinya membeberkan betapa potensialnya Bumi Khagom Mufakat bagi para investor.
Itu terungkap ketika Nanang Ermanto menyampaikan pemaparan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Terpadu Bakauheni di Sheraton Grand Jakarta, Gandaria City Hotel, DKI Jakarta, Senin (7/3/2022).
Nanang menjelaskan, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dibuat untuk mewujudkan Ruang Kabupaten sebagai Pintu Gerbang Investasi Provinsi yang berbasis pada Kawasan Pertanian, Perikanan, Pariwisata, serta Industri yang terintegrasi dan bersinergi dengan perwujudan pembangunan yang berkelanjutan.
Hal itu tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 15 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011-2031.
“Salah satu tujuan penataan ruang RDTR yakni mewujudkan kawasan pariwisata terpadu Bakauheni sebagai pintu gerbang Kepariwisataan pulau sumatera yang berbasiskan waterfront ecotourism yang bertumpu pada prinsip pembangunan berkelanjutan dan mitigasi bencana,” jelas Nanang.
Orang nomor satu di kabupaten Khagom Mufakat ini melanjutkan, potensi yang dimiliki oleh wilayahnya memiliki nilai stategis secara ekonomi. Serta sangat potensial untuk berinvestasi dan dikembangkan.
Pengembangan kawasan Bakauheni Harbour City (BHC), imbuhnya, sesuai amanat Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional Kawasan Terintegrasi Bakauheni.
Hal itu juga ditunjang dengan terminal umum di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni sebagai tempat penyeberangan orang dan barang dari pulau Sumatera ke Pulau Jawa atau sebaliknya.
“Lampung Selatan memiliki potensi yang luar biasa, baik di sektor perikanan, kehutanan, industri pengolahan, maupun pariwisata. Terlebih di Bakauheni akan dijadikan sebagai kawasan wisata terpadu, Bakauheni Harbour City,” kata Nanang Ermanto.
Selain itu, sektor pertanian, kehutanan, perikanan dan industri pengolahan juga memiliki potensi yang cukup menjanjikan di Kabupaten Lampung Selatan.
“Jadi tidak salah dan tidak perlu ragu para investor untuk menanamkan investasinya di Lampung Selatan,” pungkasnya. (red)